Security System and Penetration Testing

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) memiliki tanggung jawab yang besar untuk memastikan bahwa semua tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) dilaksanakan sesuai dengan undang-undang. Namun, di era digital, pengawasan manual tidak lagi memadai untuk mengelola volume data yang besar dan kompleksitas yang tinggi. Sistem pengawasan yang canggih dan terintegrasi diperlukan untuk memungkinkan pengawasan yang akurat dan real-time terhadap seluruh proses pemilu, mulai dari kampanye dan pelaporan keuangan hingga penanganan pelanggaran dan penghitungan suara. Selain itu, keamanan data pemilu juga menjadi prioritas utama, karena informasi pemilih dan hasil pemilu sangat sensitif. Oleh karena itu, Bawaslu membutuhkan solusi berbasis teknologi yang tidak hanya meningkatkan efisiensi pengawasan, tetapi juga memperkuat keamanan infrastruktur teknologi informasinya dari ancaman siber dan manipulasi data.

Latar Belakang

STYRE Cyber Threat Intelligence (CTI) dirancang untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam mendeteksi, memahami, dan merespons ancaman digital, khususnya malware dan spyware. Tujuan utamanya adalah menyediakan informasi strategis dan taktis yang membantu organisasi memahami lanskap ancaman yang terus berkembang dan memperkuat pertahanannya. STYRE CTI memungkinkan deteksi dini ancaman dengan mengidentifikasi pola dan indikator serangan yang sedang berlangsung atau yang baru muncul, sehingga memungkinkan respons yang lebih cepat dan efektif. Solusi ini juga menawarkan wawasan tentang jenis dan asal ancaman, seperti yang berasal dari kelompok peretas tertentu atau aktor negara, dan mengklasifikasikannya berdasarkan sifatnya, termasuk ransomware dan keylogger. Dengan memberikan intelijen terbaru tentang teknik terbaru yang digunakan oleh para pelaku ancaman, STYRE CTI meningkatkan kesadaran keamanan dan membantu tim untuk tetap mendapatkan informasi. Selain itu, STYRE CTI memberikan konteks yang lebih dalam di balik ancaman - seperti motivasi penyerang, tujuan, dan taktik, teknik, dan prosedur (TTP) yang digunakan - sehingga memberdayakan organisasi untuk secara proaktif melindungi jaringan mereka dan meminimalkan dampak serangan siber.

Kebutuhan

  • Sistem ini harus mengintegrasikan teknologi SOAR, XDR, dan SIEM ke dalam satu platform terpadu.

  • Sistem ini harus mampu mendeteksi ancaman secara real-time dari berbagai sumber data.

  • Menyediakan respons insiden otomatis berdasarkan pedoman yang telah ditentukan.

  • Memiliki dasbor manajemen insiden terpusat untuk pemantauan, dokumentasi, dan penanganan.

  • Menawarkan fitur pelaporan dan jejak audit untuk tujuan pelacakan dan audit keamanan.

  • Menjaga uptime minimum 99,9% untuk memastikan ketersediaan layanan.

Hasil Kegiatan

Tujuannya adalah untuk berfungsi sebagai Sistem Pemantauan dan Respons Insiden untuk Keamanan Data. Rencana pengujian ini memberikan pendekatan yang diperlukan untuk memvalidasi bahwa setiap proses berfungsi dengan benar dan bahwa persyaratan sistem telah terpenuhi. Ini menguraikan pendekatan dan strategi untuk pengujian solusi, menjelaskan perencanaan, persiapan, dan penjadwalan kasus pengujian termasuk persyaratan sumber daya, menjelaskan pelaksanaan, dokumentasi hasil, dan tinjauan pengujian, dan menyediakan kasus pengujian yang akan dijalankan untuk upaya pengujian ini. Tujuan dari laporan ini adalah untuk merinci langkah-langkah yang diambil dalam implementasi Sistem Pemantauan dan Respon Insiden untuk Keamanan Data dengan Intelijen Ancaman Styre, serta pelatihan online. Laporan ini bertujuan untuk membantu klien dalam memantau status dan kemajuan pekerjaan yang dilakukan dan mengevaluasi apakah proyek berjalan sesuai dengan rencana yang telah disepakati.

Galeri